KOMPAS.com - Siloam Hospitals, grup rumah sakit terkemuka di Indonesia, menggelar Siloam Digestive Summit 2025 di Ritz-Carlton Kuningan, Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Simposium ilmiah internasional tersebut mengusung tema “Advances in Digestive Medicine: Enhancing Patient Care with Minimally Invasive Endoscopy and Robotic Surgery”.
Penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan teknologi terkini dalam meningkatkan kualitas penanganan pasien.
Siloam Digestive Summit 2025 mengangkat empat topik utama yang merefleksikan kompleksitas dunia kedokteran digestif masa kini.
Baca juga: Kisah Erlin dari Papua, Bisa Kuliah Gratis di Kedokteran UGM Tanpa Tes
Pertama, membahas arti penting kolaborasi antardokter spesialis dalam menangani kanker usus besar (kolorektal).
Kedua, mengulas terobosan di bidang hati dan saluran empedu (hepatobilier), termasuk metode diagnostik dan terapi terbaru untuk penyakit hati, kantung empedu, dan saluran empedu.
Ketiga, memperjelas perbedaan mendasar antara Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan Inflammatory Bowel Disease (IBD) serta penanganannya.
Keempat, membahas tantangan penanganan IBD pada anak, termasuk pembaruan protokol untuk meningkatkan kualitas hidup pasien anak.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat, Telkom Bangun 51 Sarana Air Bersih di 5 Wilayah
Siloam Digestive Summit 2025 menghadirkan pakar nasional dan internasional dalam pengembangan ilmu kedokteran pencernaan.
Mereka memaparkan berbagai terobosan dalam penanganan penyakit pencernaan, mulai dari kolaborasi interdisipliner, kemajuan teknologi endoskopi, hingga pemanfaatan bedah robotik dalam kasus kompleks.
Menariknya, forum ini tak sekadar menyajikan pemaparan, tetapi juga demonstrasi langsung sejumlah alat medis berteknologi mutakhir.
Pada sesi pertama, terdapat demonstrasi alat endoscopic ultrasound (EUS) yang memperlihatkan visualisasi detail organ-organ saluran cerna dan tindakan intervensi dapat dilakukan dengan presisi tinggi.
Baca juga: Bahaya Baterai Kancing yang Tertelan Anak, Saluran Cerna Bisa Robek
“Metode EUS memungkinkan kami mendapatkan visualisasi yang sangat detail sekaligus melakukan tindakan dengan akurasi tinggi,” ujar dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterohepatologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr Hasan Maulahela, SpPD-KGEH, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
Ia melanjutkan, selain diagnosis menjadi lebih cepat dan akurat, dengan metode EUS, tindakan minimal invasif bisa dilakukan lebih dini dan risiko komplikasi berkurang secara signifikan.
Di sesi berikutnya, ditampilkan penggunaan bedah robotik pada kasus hepatopankreatik kompleks, yakni kasus yang rumit di area hati dan pankreas.
Kali ini, demonstrasi dilakukan oleh dokter spesialis bedah subspesialis digestif, dr Wifanto Saditya Jeo, SPB-KBD, bersama pembicara internasional Iswanto Sucandy.
Baca juga: Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
“Teknologi robotik memungkinkan prosedur pembedahan yang sebelumnya sangat kompleks menjadi lebih presisi dan minim invasif,” jelas dr Wifanto.
Melalui forum ini, ia berharap, peserta dapat melihat langsung inovasi teknologi yang ada mampu membuka jalan baru dalam layanan bedah digestif di Indonesia.
Dengan berbagai terobosan yang disampaikan dalam Siloam Digestive Summit 2025, Siloam Hospitals sebagai penyelenggara acara berharap, keselamatan dan kualitas layanan pasien rumah sakit akan menjadi lebih baik.
“Siloam Digestive Summit 2025 merupakan wujud nyata komitmen kami untuk terus menghadirkan inovasi di bidang kesehatan, khususnya dalam gastroenterologi dan bedah digestif,” ujar Direktur Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr Melissa.
Baca juga: Siloam International Hospitals (SILO) Putuskan Tak Bagi Dividen Tahun Ini